Kamis, 10 Mei 2012

Stereotip


STEREOTIP

a.    Definisi
·         Menurut  Narwoko & Suyanto (2009:322) dalam “Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan” stereotip adalah :
Pelabelan terhadap pihak atau kelompok tertentu yang selalu berakibat merugikan pihak lain danmenimbulkan ketidakadilan.
·         Menurut  Myers (2002), (dalam Hanurawan & Diponegoro, 2005:117) “Psikologi Sosial Terapan & Masalah-Masalah Sosial” stereotip adalah :
Suatu bentuk keyakinan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu kelompok tentang atribut personal yang ada pada kelompok tertentu.
·         Menurut Sherif & Sherif (dalam Sobur, 2009:390) “Psikologi Umum” stereotip adalah:
-       Kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok terhadap gambaran tentang kelompok lain berikut anggota-anggotanya.
-       Kecendrungan dari seseorang atau kelompok untuk menampilkan gambar atau gagasan yang keliru (false idea)
·         Menurut A. Samovar & E. Porter (dalam Mulyana, 2000:218) stereotip adalah :
Persepsi atau kepercayaan yang dianaut mengenai kelompok atau individu berdasarkan pendapat dan sikap yang lebih dulu terbentuk.
·         Menurut Matsumoto (1996) stereotip adalah :
Generalisasi kesan yang kita miliki mengenai seseorang terutama karakter psikologis atau sifat kepribadian.
·         Menurut Soekanto (1993) “Sosiologi Suatu Pengantarstereotip adalah :
Kombinasi dari ciri-ciri yang paling sering diterapkan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain, atau oleh seseorang kepada orang lain.

b.    Faktor pembentuk stereotip ( penyebab munculnya)
Menurut Baron & Paulus (dalam Sobur, 2009:391) ada dua faktor yang menyebabkan adanya stereotip yaitu :
·        Kecendrungan manusia untuk membagi dunia dengan dua kategori: kita dan mereka. Orang-orang yang kita persepsi sebagai kelompok di luar kita dipandang lebih mirip satu sama lain, karena kita kekurangan informasi mengenai mereka, kita cenderung menyamaratakannya dan menganggapnya homogen.
·        Kecendrungan kita untuk melakukan kerja kognitif sesedikit mungkin dalam berpikir mengenai orang lain. Dengan kata lain, stereotip menyebabkan persepsi selektif tentang orang-orang dan segala sesuatu di sekitar kita. Dengan memasukkan orang dalam kelompok, kita berasumsi bahwa kita tahu banyak tentang mereka (sifat-sifat utama dan kecendrungan prilaku mereka), dan kita menghemat tugas kita untuk memahami mereka sebagai individu.

c.    Aspek
Ada beberapa aspek stereotip. Diantaranya :
·        Gender
      Stereotip gender adalah bentuk keyakinan yang dimiliki seseorang atau suatu  kelompok tentang karakteristik atribut-atribut peran sosial yang seharusnya dilakukan oleh suatu kelompok jenis kelamin tertentu yaitu jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Contoh :
-       Seorang pemimpin yang berhasil di Indonesia sering kali diidentikkan dengan peran jenis kelamin laki-laki. Kenyataannya, di masa millennium ketiga dan postmodernisasi ini stereotip peran gender pemimpin yang berhasil identik dengan laki-laki menjadi patut dipertanyakan karena banyak pemimpin perempuan di Indonesia terbukti cukup berhasil melaksanakan tugas kepemimpinannya di berbagai bidang seperti badang organisasi bisnis, pemerintahan, dan kependidikan.
-       Ungkapan dalam kahidupan sehari-hari seperti : kalau gaji istri lebih besar dari suaminya, akan menjadi ngelunjak, laki-laki harus lebih kuat, laki-laki tidak boleh nangis dan lain lain.
-       Suku Minang lebih mengedapankan nilai-nilai yang bersifat matrilineal (feminim). Suku Jawa  lebih mengedapankan nilai-nilai yang bersifat patrilineal (maskulin).

·        Pekerjaan
      Stereotip pekerjaan adalah bentuk keyakinan yang dimiliki seseorang atau suatu  kelompok tentang karakteristik atribut-atribut peran sosial yang seharusnya dilakukan oleh suatu kelompok pekerjaan tertentu. Contoh :
-       Adanya anggapan bahwa tugas perempuan adalah melayani suami, mengurus keluarga. Perempuan bukan pencari nafkah utama keluarga, maka perempuan yang bekerja seringkali dianggap sebagai “sambilan” atau “membantu suami” bahkan banyak pekerjaan perempuan yang dianggap tidak bermoral seperti sebagai pelayan di tempat-tempat minum, tukang pijat, atau pekerjaan yang berkaitan dengan industri perhotelan dan turisme serta pekerjaaan yang dilakukan pada malam hari.
·         Budaya. Contoh : lelaki Sunda suka kawin cerai dan pelit memberi uang belanja
·         Pendidikan
·         Dan lain lain     
d.    Dampak
Stereotip dapat memberikan dampak sebagai berikut :
·        Stereotip dapat mempengaruhi apa yang kita rasakan dan kita ingat  yang berhubungan  dengan  tindakan  orang-orang  dari kelompok lain.
·        Stereotip dapat membentuk penyederhanaan gambaran secara berlebihan  pada anggota kelompok  lain.  Individu cenderung  menyamakan perilaku individu-individu kelompok lain sebagi tipikal yang sama.
·        Stereotip dapat menimbulkan pengkambinghitaman.
·        Stereotip kadangkala memang memiliki derajat kebenaran yang cukup tinggi, namun sering tidak berdasar sama sekali. Mendasarkan pada stereotip bisa menyesatkan. Lagi pula stereotip biasanya muncul pada orang-orang yang tidak mengenal sungguh-sungguh etnik lain. Apabila kita menjadi akrab dengan etnis bersangkutan maka stereotip tehadap etnik itu biasanya akan menghilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar