STEREOTIP
a. Definisi
·
Menurut Narwoko & Suyanto (2009:322) dalam “Sosiologi:
Teks Pengantar dan Terapan” stereotip adalah :
Pelabelan
terhadap pihak atau kelompok tertentu yang selalu berakibat merugikan pihak
lain danmenimbulkan ketidakadilan.
·
Menurut Myers (2002), (dalam Hanurawan &
Diponegoro, 2005:117) “Psikologi Sosial Terapan & Masalah-Masalah Sosial”
stereotip adalah :
Suatu
bentuk keyakinan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu kelompok tentang
atribut personal yang ada pada kelompok tertentu.
·
Menurut Sherif &
Sherif (dalam Sobur, 2009:390) “Psikologi Umum” stereotip adalah:
- Kesepakatan
di antara anggota-anggota kelompok terhadap gambaran tentang kelompok lain
berikut anggota-anggotanya.
- Kecendrungan
dari seseorang atau kelompok untuk menampilkan gambar atau gagasan yang keliru
(false idea)
·
Menurut A. Samovar
& E. Porter (dalam Mulyana, 2000:218) stereotip adalah :
Persepsi atau kepercayaan yang dianaut mengenai kelompok
atau individu berdasarkan pendapat dan sikap yang lebih dulu terbentuk.
·
Menurut Matsumoto
(1996) stereotip adalah :
Generalisasi kesan yang kita miliki mengenai seseorang
terutama karakter psikologis atau sifat kepribadian.
·
Menurut Soekanto (1993)
“Sosiologi Suatu Pengantar” stereotip adalah :
Kombinasi dari ciri-ciri yang paling sering diterapkan
oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain, atau oleh seseorang kepada orang
lain.
b. Faktor pembentuk stereotip ( penyebab munculnya)
Menurut Baron & Paulus (dalam Sobur, 2009:391) ada dua faktor yang menyebabkan adanya stereotip yaitu :
·
Kecendrungan manusia
untuk membagi dunia dengan dua kategori: kita dan mereka. Orang-orang yang kita
persepsi sebagai kelompok di luar kita dipandang lebih mirip satu sama lain,
karena kita kekurangan informasi mengenai mereka, kita cenderung
menyamaratakannya dan menganggapnya homogen.
·
Kecendrungan kita
untuk melakukan kerja kognitif sesedikit mungkin dalam berpikir mengenai orang
lain. Dengan kata lain, stereotip
menyebabkan persepsi selektif tentang orang-orang dan segala sesuatu di sekitar
kita. Dengan
memasukkan orang dalam kelompok, kita berasumsi bahwa kita tahu banyak tentang
mereka (sifat-sifat utama dan kecendrungan prilaku mereka), dan kita menghemat
tugas kita untuk memahami mereka sebagai individu.
c. Aspek
Ada
beberapa aspek stereotip. Diantaranya :
·
Gender
Stereotip
gender adalah bentuk keyakinan yang dimiliki seseorang atau suatu kelompok tentang karakteristik atribut-atribut
peran sosial yang seharusnya dilakukan oleh suatu kelompok jenis kelamin
tertentu yaitu jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Contoh :
- Seorang
pemimpin yang berhasil di Indonesia sering kali diidentikkan dengan peran jenis
kelamin laki-laki. Kenyataannya, di masa millennium ketiga dan postmodernisasi
ini stereotip peran gender pemimpin yang berhasil identik dengan laki-laki menjadi
patut dipertanyakan karena banyak pemimpin perempuan di Indonesia terbukti
cukup berhasil melaksanakan tugas kepemimpinannya di berbagai bidang seperti
badang organisasi bisnis, pemerintahan, dan kependidikan.
- Ungkapan
dalam kahidupan sehari-hari seperti : kalau gaji istri lebih besar dari
suaminya, akan menjadi ngelunjak, laki-laki harus lebih kuat, laki-laki tidak
boleh nangis dan lain lain.
- Suku
Minang lebih mengedapankan nilai-nilai yang bersifat matrilineal (feminim).
Suku Jawa lebih mengedapankan
nilai-nilai yang bersifat patrilineal (maskulin).
·
Pekerjaan
Stereotip pekerjaan
adalah bentuk keyakinan yang dimiliki seseorang atau suatu kelompok tentang karakteristik
atribut-atribut peran sosial yang seharusnya dilakukan oleh suatu kelompok
pekerjaan tertentu. Contoh :
- Adanya
anggapan bahwa tugas perempuan adalah melayani suami, mengurus keluarga.
Perempuan bukan pencari nafkah utama keluarga, maka perempuan yang bekerja
seringkali dianggap sebagai “sambilan” atau “membantu suami” bahkan banyak
pekerjaan perempuan yang dianggap tidak bermoral seperti sebagai pelayan di
tempat-tempat minum, tukang pijat, atau pekerjaan yang berkaitan dengan
industri perhotelan dan turisme serta pekerjaaan yang dilakukan pada malam hari.
·
Budaya. Contoh :
lelaki Sunda suka kawin cerai dan pelit memberi uang belanja
·
Pendidikan
·
Dan lain lain
d.
Dampak
Stereotip dapat memberikan dampak sebagai berikut :
·
Stereotip
dapat mempengaruhi apa yang kita rasakan dan kita ingat yang berhubungan
dengan tindakan orang-orang dari kelompok lain.
·
Stereotip
dapat membentuk penyederhanaan gambaran secara berlebihan pada anggota kelompok
lain. Individu cenderung menyamakan perilaku individu-individu
kelompok lain sebagi tipikal yang sama.
·
Stereotip dapat
menimbulkan pengkambinghitaman.
·
Stereotip kadangkala
memang memiliki derajat kebenaran yang cukup tinggi, namun sering tidak
berdasar sama sekali. Mendasarkan pada stereotip bisa menyesatkan. Lagi pula
stereotip biasanya muncul pada orang-orang yang tidak mengenal sungguh-sungguh
etnik lain. Apabila kita menjadi akrab dengan etnis bersangkutan maka stereotip
tehadap etnik itu biasanya akan menghilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar